Hukum
Kemagnetan
Christian
Oersted (1777 – 1851) fisikawan berkebangsaan Denmark. Setelah
melakukan eksperimen cukup lama, pada tahun 1819 Oersted berhasil menemukan
bahwa, ”Jika sebuah magnet jarum (kompas kecil) didekatkan pada suatu
penghantar yang berarus listrik, magnet jarum akan menyimpang”. Hal ini
menunjukkan bahwa di sekitar kawat berarus terdapat medan magnet. Untuk
mengetahui hubungan antara arus, kuat arus, dan medan magnet yang timbul, dapat
dilakukan percobaan berikut ini.
Hukum / Aturan Tangan Kanan
Untuk
menentukan arah medan magnet disekitar kawat berarus listrik kita mengenal
adanya hukum
tangan kanan atau sering disebut aturan tangan kanan. Aturan
tangan kanan ini dilakukan dengan menggenggam jari-jari dan ibu jari menunjuk
keatas seperti terlihat pada gambar disamping. Hukum atau aturan tangan kanan
berfungsi untuk mencari arah medan magnet.
Bunyi
hukum atau aturan tangan kanan adalah sebagai berikut :
“Apabila
arah ibu jari menyatakan arah aliran arus listrik, maka arah lipatan jari-jari
yang lainnya menyatakan arah medan magnet.“
Pada
saat Hans
Christian Oersted mengadakan percobaan untuk mengamati hubungan
antara kelistrikan dan kemagnetan, ia belum sampai menghitung besarnya kuat
medan magnet di suatu titik di sekitar kawat berarus. Perhitungan secara
matematik baru dikemukakan oleh ilmuwan dari Prancis yaitu Jean Bastiste Biot
dan Felix Savart. Berdasarkan hasil eksperimennya tentang pengamatan medan
magnet di suatu titik P yang dipengaruhi oleh suatu kawat
penghantar dl, yang dialiri arus listrik I diperoleh
kesimpulan bahwa besarnya kuat medan magnet (yang kemudian disebut induksi
magnet yang diberi lambang B) di titik P :
a.
Berbanding lurus dengan kuat arus listrik (I).
b. Berbanding lurus dengan panjang kawat (dl).
c. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik P ke elemen kawat
penghantar (r).
d. Sebanding dengan sinus sudut apit θ antara arah arus dengan garis
hubung antara titik P ke elemen kawat penghantar.
Pernyataan
tersebut dikenal dengan hukum Biot-Savart yang secara
matematik dapat dinyatakan dalam persamaan :
dengan :
dB = Induksi magnet di titik P (Wb/m2 atau
Tesla)
I = kuat arus listrik (A)
dl = panjang elemen kawat berarus (m)
θ = sudut antara arah I dengan garis hubung P ke dl
k = = bilangan konstanta = 10-7 Wb A-1m-1
r = jarak dari P ke dl (m)
Ilmuwan
mengatakan bahwa ruang disekitar kawat berarus listrik berubah menjadi medan
magnetik. Arus listrik menimbulkan medan
magnetik di sekitar kawat berarus listrik.
Gaya Lorentz merupakan nama lain dari gaya
magnetik yaitu gaya yang ditimbulkan oleh medan magnet. Kapan akan
timbul bila ada interaksi dua medan magnet, contohnya adalah kawat berarus
dalam medan magnet, kawat sejajar berarus dan muatan yang bergerak dalam medan
magnet.
Hukum Faraday
Michael
Faraday adalah seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris. Secara eksperimen
Faraday menemukan bahwa beda potensial dapat dihasilkan pada ujung-ujung
penghantar atau kumparan dengan memberikan perubahan
fluks magnetik. Hasil eksperimennya dirumuskan sebagai berikut.
“Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau
kumparan sebanding dengan laju perubahan
fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar atau kumparan
tersebut”
Dari
rumusan di atas dapat dituliskan menjadi persamaan seperti di bawah.
Pembandingnya adalah jumlah lilitannya.
dengan :
â = ggl
induksi (volt)
N = jumlah lilitan
Tanda
negatif pada persamaan diatas sesuai dengan Hukum Lenz. Dengan bahasa yang
sederhana hukum Lenz dirumuskan: Ggl Induksi selalu membangkitkan arus
yang medan magnetiknya berlawanan dengan sumber perubahan
fluks magnetik.
Hukum
Faraday memperkenalkan suatu besaran yang dinamakan fluks magnetik. Fluks
magnetik ini menyatakan jumlah garis-garis gaya magnetik. Berkaitan dengan
besaran ini, kuat medan magnet didefinisikan sebagai kerapatan garis-garis gaya
magnet. Dari kedua definisi ini dapat dirumuskan hubungan sebagai berikut.
φ = B A cos θ
dengan :
φ = fluks
magnetik (weber atau Wb)
B = induksi magnetik (Wb/m2)
A = luas penampang (m2)
θ = sudut antara iduksi magnet dengan normal bidang
Dari
persamaan diatas dapat diamati bahwa perubahan fluks magnet dapat terjadi tiga
kemungkinan. Pertama terjadi karena perubahan
medan magnet B. Kedua, terjadi karena perubahan
luas penampang yang dilalui, contohnya kawat yang bergerak
dalam medan magnet. Ketiga, terjadi karena perubahan sudut θ,
contohnya kumparan yang berputar : generator.
Hukum
Lenz
Hukum
Lenz merupakan hukum fisika yang memebrikan pernyataan tentang
GGL (Gaya Gerak Listrik) Induksi. Hukum lenz memberikan
penjelasan tentang arah arus
induksi yang terjadi karena terjadinya GGL Induksi
tersebut. Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuwan fisika Friederich Lenz pada tahun
1834.
Hukum Lenz
Berdasarkan
hukum Faraday, telah kita ketahui bahwa perubahan fluks magnetik akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung
kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan
tertentu akan mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda potensial yang
terjadi disebut ggl induksi. Faraday pada saat itu baru dapat menghitung
besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum menentukan ke mana arah arus
induksi yang timbul pada rangkaian/kumparan. Arah arus induksi
yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz pada tahun 1834 yang
lebih dikenal dengan hukum Lenz.
Pernyataan Hukum Lenz
“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus
induksi yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
medan magnetik induksi yang menentang perubahan medan magnetik (arus induksi
berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan)”
Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz (a) magnet mendekati
kumparan, (b) magnet menjauhi kumparan.
Untuk
lebih memahami hukum Lenz, perhatikan gambar diatas. Ketika kedudukan magnet
dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks magnet dalam kumparan. Tetapi
ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, maka timbul perubahan
fluks magnetik. Dengan demikian pada kumparan akan timbul fluks magnetik
yang menentang pertambahan fluks magnetik yang menembus kumparan. Oleh karena
itu, arah fluks induksi harus berlawanan dengan fluks magnetik. Dengan demikian
fluks total yang dilingkupi kumparan selalu konstan. Begitu juga pada saat
magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi pengurangan fluks
magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan timbul fluks induksi yang
menentang pengurangan fluks magnet, sehingga selalu fluks totalnya konstan.
Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu jika arah
ibu jari menyatakan arah induksi magnet
maka arah lipatan jari-jari yang lain menyatakan arah arus.
Komentar
Posting Komentar